Anjuran Untuk Selalu Jujur dan Menjauhi Dusta
Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam
Anjuran Untuk Selalu Jujur dan Menjauhi Dusta merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh: Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. dalam pembahasan Kitab Raudhatul Uqala wa Nuzhatul Fudhala (tamannya orang-orang yang berakal dan tamasyanya orang-orang yang mempunyai keutamaan) karya Abu Hatim Muhammad ibnu Hibban al Busty rahimahullah. Kajian ini disampaikan pada 16 Muharram 1440 H / 26 September 2018 M.
Download mp3 kajian sebelumnya: Anjuran Untuk Semangat Menuntut Ilmu
Kajian Tentang Anjuran Untuk Selalu Jujur dan Menjauhi Dusta – Kitab Raudhatul Uqala wa Nuzhatul Fudhala
عَنْ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْد رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ إِلَى الْبِرِّ ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِيْ إِلَى الْجَنَّةِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيْقًا ، وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِيْ إِلَى الْفُجُوْرِ ، وَإِنَّ الْفُجُوْرَ يَهْدِيْ إِلَى النَّارِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا
Dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu, ia berkata: “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ‘Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke Surga. Dan apabila seorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih jujur, maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta, karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan, dan kejahatan mengantarkan seseorang ke Neraka. Dan jika seseorang senantiasa berdusta dan memilih kedustaan maka akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta (pembohong).`” (HR. Bukhari & Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa betapa pentingnya sikap jujur. Jujur adalah kesesuaian antara lisan dan hati. Orang yang ucapannya berbeda dengan apa yang ada didalam hatinya, itulah yang disebut dengan dusta. Oleh karena itulah orang-orang munafik mengucapkan apa yang tidak ada dihati mereka.
Jujur sangat dianjurkan dalam ucapan lisan. Jika seseorang senantiasa jujur, maka kejujuran itu akan menyeret dia menuju kebaikan demi kebaikan. Walaupun terkadang dizaman ini sikap jujur adalah sesuatu yang berat. Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mengabarkan demikian:
سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتُ يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ قِيلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ قَالَ الرَّجُلُ التَّافِهُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ
“Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh dengan penipuan. Ketika itu pendusta dibenarkan sedangkan orang yang jujur malah didustakan, pengkhianat dipercaya sedangkan orang yang amanah justru dianggap sebagai pengkhianat. Pada saat itu Ruwaibidhah berbicara.” Ada yang bertanya, “Apa yang dimaksud Ruwaibidhah?”. Beliau menjawab, “Orang bodoh yang turut campur dalam urusan masyarakat luas.” (HR. Ibnu Majah, disahihkan al-Albani dalam as-Shahihah [1887] as-Syamilah).
Dizaman ini seseorang mudah sekali memutar balikkan fakta. Orang yang tidak jujur dianggap jujur. Sementara orang yang jujur dianggap tidak jujur.
Bagaimanapun kondisinya, kejujuran harus dilakukan. Sebab kejujuran itulah yang akan menyeret kita kepada kebaikan dan kebaikan itu yang akan menyeret kita ke surga. Kejujuran sangatlah penting. Terlebih lagi pada perkara keimanan. Orang yang imannya jujur benar-benar karena mengharap ridhoNya saja dan bukan karena mengharapkan dunia, kedudukan, jabatan ataupun kesenangan di dunia ini, maka akan terlihat dia bersungguh-sungguh dalam menjaga keimanannya. Sementara orang yang keimanannya kurang jujur, akan terlihat bahwa ternyata ia hanya beramal dengan sekedarnya. Sesuai dengan apa yang ia pandang sesuai dengan kepentingannya.
Keistimewaan Lisan
Sesungguhnya Allah memberikan keistimewaan lisan diatas seluruh anggota tubuh yang lain. Allah mengangkat derajat lisan dan menjelaskan keistimewaannya.
إِذَا أَصْبَحَ ابْنُ آدَمَ فَإِنَّ الْأَعْضَاءَ كُلَّهَا تُكَفِّرُ اللِّسَانَ فَتَقُولُ اتَّقِ اللَّهَ فِينَا فَإِنَّمَا نَحْنُ بِكَ فَإِنْ اسْتَقَمْتَ اسْتَقَمْنَا وَإِنْ اعْوَجَجْتَ اعْوَجَجْنَا
Pada pagi hari, seluruh anggota tubuh anak Adam semuanya tunduk pada Lisan, dan berkata: (Wahai Lisan), Bertakwalah kamu kepada Allah atas (Keselamatan) kami. Karena keadaan kami tergantung engkau.Jika engkau Istiqomah, kami akan Istiqomah. Jika engkau Menyimpang, kami (juga) Menyimpang (H.R Tirmidzi).
Orang yang menjaga lisannya, Allah pun akan menjaga lisannya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّـهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا ﴿٧٠﴾ يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَن يُطِعِ اللَّـهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا ﴿٧١﴾
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS. Al-Ahzab[33]: 71)
Saat kita bisa menjaga lisan, saat itupun amalan kita terjaga. Ini menunjukkan keistimewaan lisan dibandingkan seluruh anggota tubuh yang ada.
Allah menjadikan lisan untuk mengucapkan tauhid. Maka tidak boleh bagi orang yang berakal untuk membiasakan alat yang telah Allah ciptakan untuk berbicara itu dengan dusta. Justru kewajiban seorang hamba adalah senantiasa menjaga lisannya.
Simak Penjelasan Lengkap dan Download Kajian Tentang Anjuran Untuk Selalu Jujur dan Menjauhi Dusta – Kitab Raudhatul Uqala wa Nuzhatul Fudhala
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/44830-anjuran-untuk-selalu-jujur-dan-menjauhi-dusta/